Sabtu, 13 November 2010

URGENSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

URGENSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT


ABSTRAKS

Banyak kritikan cukup tajam yang dilontarkan berbagai pihak tentang out put
Pendidikan Islam yang belum menunjukkan keberhasilannya ditengah-tengah
masyarakat. Oleh karena Pendidikan Islam bukan hanya tanggungjawab
institusi pendidikan saja, akan tetapi tanggungjawab komunitas muslim, maka
menjadi suatu keharusan masyarakat harus ikut andil dalam usaha memajukan
Pendidikan Islam itu sendiri. Salah satunya dengan memberdayakan potensi
masyarakat tepat guna. Karena peserta didik itu datang dan bermuara pada
masyarakat, maka arah kebijakan kurikulumpun harus berorientasi pada
masyarakat Pada tempat pertama semua kegiatan pendidikan harus diarahkan
dengan jelas dan tegas kepada tujuan pendidikan. Sebab pada hakekatnya belajar
itu bukan untuk sekolah (non scholae) tetapi belajar adalah untuk hidup ( sed
vitae discimus), dengan demikian pendidikan akan menjadi lebih bermakna.

Kata kunci: Pemberdayaan, potensi, masyarakat, pendidikan Islam,
orientasi.



PENDAHULUAN
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yang
berusaha meningkatkan kualitas hidup individu atau sekelompok
masyarakat untuk beranjak dari kualitas kehidupan sebelumnya menuju
pada kualitas hudup selanjutnya. Oleh karena itu pemaknaan
pemberdayaan masyarakat mempunyai cakupan yang luas seperti aspek
pendidikan, ekonomi, politik, maupun sosial kebudayaan.
Dalam hubungannya dengan tema di atas, maka secara kuat
dipahami bahwa proses pemberdayaan masyarakat dalam hal ini


*Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung


Volume 3, Nomor 2, Juni 2007


24
NUR AS IAH

difokuskan pada aspek pendidikan terutama Pendidikan Islam.
Pendidikan merupakan perkembangan yang terorganisir dan kelengkapan
dari semua potensi manusia, moral, intelektual maupun jasmani, oleh
dan untuk kepribadian individual dan kegunanan masayarakat yang
diarahkan untuk menghimpun semua aktivitas tersebut1. Jika sudah
demikian, maka turut kemajuan suatu institusi pendidikan akan sangat
terkait erat dengan potensi masyarakat.
Pendidikan Islam merupakan sub sistem Pendidikan Nasional
Indonesia. Perjalanan Pendidikan Islam tidak terlepas dari pasang
surutnya sistem Pendidikan Nasional itu sendiri, sebagaimana tidak
terlepasnya umat Islam ketika kita membicarakan nasib bangsa ini, dan
bahkan Pendidikan Islam mempunyai sejarah panjang di Indonesia yang
telah ikut mewarnai kehidupan bangsa ini baik masa sebelum penjajahan
bahkan setelah Indonesia merdeka.
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yang nota
bane mayoritas masyarakatnya memeluk Agama Islam, seharusnya
Pendidikan Islam mendasari pendidikan-pendidikan lainnya, serta
menjadi primadona bagi peserta didik, orang tua, maupun masyarakat.
Demikian juga halnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
seharusnya Pendidikan Islam dijadikan tolok ukur dalam membentuk
watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa (Nation
Character Building)2 . Menurut hemat penulis baik upaya-upaya yang
dilakukan pemerintah, maupun para pakar pendidikan untuk
peningkatan mutu pendidikan tak terkecuali Pendidikan Islam sudah
sejak lama namun hasil yang dicapai belumlah maksimal. Saat ini terdapat
ketidakseimbangan antara idealita dengan realita yang ada. Upaya upaya
peningkatan mutu pendidikan masih bersifat parsial, terkotak-kotak dan
tidak komprehensif. Sehingga wajar apabila out-put peserta didik yang
nota bane Pendidikan Islam kurang memberikan hasil yang maksimal
baik terhadap peserta didik, orang tua, maupun masyarakat. Kita
merasakan dan mengetahui bahwa Pendidikan Islam di Indonesia dewasa
ini, dinilai hanya mampu memenuhi aspek normatif semata dan “tidak
atau belum sanggup” mewujudkan apa yang selama ini diharapkan.
Dengan kata lain, pendidikan Islam juga memiliki kelemahan –kelemahan
prinsipil untuk bisa berperan secara pasti dalam memberdayakan
komunitas muslim di negeri ini.
Untuk saat ini seharusnya lembaga Pendidikan Islam memerlukan
adanya perencanaan strategis, dengan menyusun visi, misi, tujuan,
sasaran, metode, program dan kegiatan. Hal ini dimaksudkan sebagai
perencanaan jangka panjang untuk menjawab tantangan eksternal yang
semakin dinamis dan kompleks. Di sinilah diperlukan analisis kekuatan,

Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam


25
URG EN SI PE ND IDI KAN IS LAM DA LAM PEMB ERD AY AA N MAS YA RA KAT

kelemahan (faktor internal), peluang serta ancaman (faktor eksternal).
Akhirnya akan diketahui dimana posisi sekolah, mau ke mana sekolah
dan apa masalah krusial yang dihadapi, lalu dibuat perencanaan strategis
menjangkau masa depan yang lebih baik.3
Proses seperti ini perlu melibatkan sejumlah orang yang tak kalah
pentingnya dalam ikut mensukseskan Pendidikan Islam. Upaya
mengikutsertakan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan
dengan memberikan pertimbangan, arahan, dukungan, tenaga, sarana
dan prasarana serta pengawasan pendidikan, inilah yang dimaksud penulis
dengan istilah memberdayakan masyarakat. Sehingga keberhasilan
pendidikan bukan saja menjadi tugas dan tanggung jawab institusi
pendidikan saja tetapi yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat
dapat memberikan respon positif terhadap perkembangan pendidikan
yang ada saat ini, karena out-put pendidikan pada akhirnya akan
bermuara pada satu titik yaitu masyarakat.
Dengan latar belakang permasalahan di atas, penulis ingin
mengkaji dimanakah letak esensial dan relevansinya perbincangan yang
menuju pada suatu tindakan, dan mencari pemecahan mengenai
kekurangan yang masih kita miliki dalam upaya memberdayakan
komunitas muslim.


MENGAPA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dalam sejarah bangsa Indonesia yang harus digaris bawahi
terlebih dahulu adalah, pertama, komunitas muslim merupakan kelompok
masyarakat yang jumlahnya sangat besar, bahkan terbesar di dunia yang
terkonsentrasikan dalam satu negara,dan dengan demikian mempunyai
masalah-masalah yang sekaligus sebagai hambatan dalam melaksanakan
pemberdayaan masyarakat diskursus Pendidikan Islam. Kedua, ajaran
Islam menyatakan bahwa manusia, disamping harus berilmu
pengetahuan juga harus beriman dan bertaqwa4. Ini pula yang menjadi
salah satu aspek yang utama agar masyarakat bangsa ini dapat terjamin
dan mempertahankan diri dalam wilayah sosialistis religius.

Untuk memahami aspek pertama, maka dengan jelas dapat
dimengerti bahwa jumlahnya yang besar (komunitas muslim),telah
melahirkan berbagai potensi dalam langkah optimalisasi pemberdayaan
masyarakat umat Islam di negeri ini. Sebab, jika dunia pendidikan Islam
mampu menggali dan memenej sumber daya manusia (SDM) yang ada
pada komunitas muslim dalam peningkatan mutu pendidikan sungguh
akan memberikan nilai maksimal yang dicapai oleh institus Pendidikan
Islam. Adapun pemberdayaan masyarakat pada komunitas muslim ada

Volume 3, Nomor 2, Juni 2007


26
NUR AS IAH

pada : komite sekolah atau majlis sekolah, konsultan sekolah, cendikiawan
muslim, tokoh-tokoh agama yang mempunyai komitmen pada ajaran
Islam, tokoh masyarakat yang tertarik dan peduli terhadap peningkatan
mutu pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan yang kedua adalah, menjadi
dasar pemikiran penting selanjutnya, tentang masih perlunya pemikiran
proses pemberdayaan masyarakat yang terencana, matang, oleh umat
Islam terhadap umat Islam sendiri. Sebab Pendidikan Islam pada
umumnya belum bisa dinilai telah ikut serta secara memadai dalam
menanamkan atau memberdayakan masyarakat dengan nilai-nilai moral
agama. Ini tampak menjadi sebuah kegelisahan sosial, karena proses yang
berlangsung sangat didominasi oleh proses pemberdayaan secara
intelektual. Instutusi pendidikan yang banyak menggunakan masyarakat
sebagai sumber pelajaran memberi kesempatan yang luas untuk mengenal
kehidupan masyarakat yang sebenarnya.5 Karena pada hakekatnya
peserta didik itu datang dan kembali kepada masyarakat disinilah
tuntutan yang harus dilakukan oleh para pemerhati pendidikan tak
terkecuali Pendidikan Islam untuk memikirkan proses pemberdayaan
komunitasnya.
Selama ini muncul beberapa pendapat yang mengkritisi
Pendidikan Islam di sekolah di antaranya :
1. Hasil belajar PAI belum sesuai dengan tujuan-tujuan Pendidikan Islam
itu sendiri.
2. Pendidikan Nasional belum sepenuhnya mampu mengembangkan
manusia Indonesia yang religius, berakhlak, berwatak ksatria dan
patriotic.
3. Kegagalan Pendidikan Islam disebabkan pembelajarannya lebih
menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan
pada pemaknaannya.
4. Pendidikan Islam lebih menekankan pada kemampuan verbalisme
dan kemampuan numerik (menghitung), sementara kemampuan
mengendalikan diri dan penanaman keimanan diabaikan.
5. penyampaian materi akhlak di sekolah sebatas teori, padahal yang
diperlukan adalah suasana keagamaan.
6. Permasalahan Pendidikan Islam di sekolah saat ini mengalami
masalah metodologi.6

Terhadap realitas demikian, ada beberapa faktor yang perlu
fianalisis dan segera mendapat perhatian dari semua pihak. Menurut
penulis bahwa keberhasilan Pendidikan Islam sangat memeliki
ketergantungan yang sangat tinggi, yang dipengaruhi oleh adanya proses
kerjasama yang erat antara institusi Pendidikan dengan masyarakat.

Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam


27
UR GEN S I PEN DI DIKA N ISLA M DALA M PEM BER DA YA AN MA SY AR AKA T


ARAH PEMBERDAYAAN POTENSI MASYARAKAT
Masyarakat pada dasarnya memiliki potensi untuk berkembang
apabila kita berdayakan. Seperti dijelaskan oleh Piaget dalam bukunya
Sund (1976), kemampuan operasi berpikir manusia ditentukan oleh
kemampuan manusia itu untuk mengasimilasi atau mengadaptasikan
lingkungan dalam pikirannya. Dalam terminologi lain, maka kemampuan
berpikir manusia ditentukan oleh dua komponen pertama,
kemampuannnya menangkap gejala, kedua, kemampuannya untuk
mengkonsepsikan gejala itu menjadi suatu pengertian umum.7 Namun
potensi itu tidak berkembang apabila orang tidak memanfaatkan
kesempatan itu.
Dalam upaya pemberdayaan potensi masyarakat dapat
diklasifikasikan pada tiga arah :
1. Upaya pemberdayaan potensi masyarakat harus dimulai dari
pemberdayaan pendidikan keluarga. Konsep “Brain development”
menjelaskan bahwa system penserabutan otak manusia sangat
ditentukan oleh kontak manusia pada tiga tahun pertama
kehidupannya di bumi. Semakin banyak gejala alam yang dapat
ditangkap anak pada tiga tahun pertama usia mereka, maka akan
merangsang pertumbuhan sistem serabut-serabut otak, yang berarti
akan berdampak tingginya kecerdasan anak di masa mendatang. Oleh
karena itu pemberdayaan potensi ummat harus dilakukan sejak awal
kelahiran. Selain itu, orang tua harus bertanggungjawab terhadap
perilaku gizi yang proposional, dan juga mengkondisikan agar anak
mengalami proses perkembangan secara proporsional.
2. Institusi pendidikan merupakan arah pemberdayaan potensi
masyarakat yang selanjutnya setelah keluarga. Menjadi
tanggungjawab pihak sekolah dalam hal pertumbuhan anak
selanjutnya baik fisik, kecerdasan intelektual, kreativitas dan
perkembangan kecerdasan emosional, bahkan tumbuhnya kecerdasan
spiritual secara optimal. Padahal pendidikan kita belum mampu
melaksanakan tugas ini. Untuk itulah sudah saatnya institusi
Pendidikan melakukan berbagai upaya inovasi dengan landasan
bahwa pemberdayaan potensi masyarakat perlu memperkecil peran
tumbuhnya cara berpikir linier (yang masih menjadi tekanan
pendidikan sekarang), mengapa demikian karena sesunguhnya bumi
dan seisinya selalu mengalami perubahan-perubahan yang begitu
cepat yang selalu tidak linier, begitu juga seharusnya konsep
pendidikan Islam. Berarti untuk pemberdayaan potensi masyarakat
harus selalu diarahkan kepada berkembangnya kreativitas
masyarakat. Agar maksud ini bisa dicapai maka kemampuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

dipun sumanggaaken dumateng rencang - rencang ingkang betahaken

Selamat Datang Di GiliKidul .............. Test Online Sudah Menanti Anda ....................................!!!!!!!!!!!!! Selamat Datang Di GiliKidul .............. Test Online Sudah Menanti Anda ....................................!!!!!!!!!!!!! Selamat Datang Di GiliKidul .............. Test Online Sudah Menanti Anda ....................................!!!!!!!!!!!!! Selamat Datang Di GiliKidul .............. Test Online Sudah Menanti Anda ....................................!!!!!!!!!!!!!